SambutanTakziah Ahli Musibah. Istri yang meninggal setelah melahirkan merupakah musibah yang bisa . Toufik, hadir dan memberikan kata sambutan mewakili ahli musibah sebelum diberangkatkan ke tempat peristirahatan terakhir. Yang kami muliakan ahli musibah keluarga . Ini ada permintaan dari subscriber aku, sebenernya aku belom pernah. Denganijin allah berikut ini akan disampaikan tata cara adab takziah yang benar dan beberapa hal terkait dengan takziah. Kata kata takziah untuk ahli musibah. Hal menghibur hati orang yang mendapat musibah. Bertakziah v 1 menghibur orang yg mendapat musibah. Ucapan takziah ajal dan maut di tangan tuhan tiada siapa yang dapat bersedia Dalamkamus Mu'jamul Wasith disebutkan, takziyah berarti menghibur agar bersabar atas sesuatu yang menimpanya. Muhammad Ibn Qudamah dalam kitab al-Mughni (I:480), yang dimaksud takziyah adalah menghibur keluarga yang tertimpa musibah, memenuhi hak-haknya, mendekatinya, dan memenuhi kebutuhannya seperti biasanya setelah pemakaman. Yangkami hormati seluruh ahli takziah yang berhadir di rumah duka ini. Arti kata takziah menurut kbbi takziah tak·zi·ah kata nomina (kata benda) 1) kunjungan (ucapan) untuk menyatakan turut berduka cita atau belasungkawa; By abishawqy on november 5, 2014. Sampai saat ini kita masih diberi nafas. . Ilustrasi Dalil Takziah. Foto dan Dalil Takziah dalam Al-QuranIlustrasi Dalil Takziah. Foto seorang Mukmin yang turut berbelasungkawa atas musibah saudaranya kecuali Allah swt. memakaikan padanya perhiasan kemuliaan di hari kiamat.”“Barangsiapa menghibur orang yang kesusahan, ia mendapatkan imbalan pahalanya.” HR. Tirmidzi“yaitu Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNyalah kami kembali” Qs Al-Baqarah [2] 156 oleh Widi Kusnadi, Dai Ponpes Al-Fatah, BogorDalam kehidupan ini, setiap manusia pasti akan mengalami kesusahan, kesulitan, dan bencana. Tidak ada perjalanan hidup manusia di dunia ini yang mulus tanpa rintangan dan kesulitan. Kesulitan, kekusahan dan bencana itulah yang dinamakan Subhanahu wa Ta’ala menurunkan musibah kepada manusia dalam kehidupannya di dunia adalah sebagai ujian, untuk menguji keimanan mereka kapada Allah. Dalam Al-Quran, setidaknya ada 77 kali penggunaan kata musibah, yang tersebar pada 56 ayat di dalam 27 Kamus Besar Bahasa Indonesia, musibah diartikan dengan kejadian menyedihkan yang menimpa, atau malapetaka, atau bencana. Sedangkan dalam kamus bahasa Arab al-Munawwir, musibah berasal dari kata ashaba yang diartikan sebagai bencana atau kitab Jami’ Sahih al-Bukhori dikatakan; “Barang siapa yang dikehendaki Allah SWT untuk mendapat kebaikan, maka dia akan ditimpa musibah. Yakni diuji dengan berbagai bencana, supaya Allah SWT memberikan pahala kepadanya. Musibah adalah perihal yang turunnya atau kehadirannya pada manusia tidak disukai”.Al-Qurtubi dalam tafsir Jami’ li Ahkam Al-Qur’an mengatakan bahwa musibah adalah segala sesuatu yang mengganggu orang mukmin dan menjadi bencana baginya. Musibah biasanya diucapkan oleh seseorang ketika mengalami malapetaka, walaupun malapetaka tersebut bersifat ringan maupun berat. Serta sering digunakan untuk kejadian-kejadian buruk yang tidak itu, menurut M Quraish Shihab, musibah tidak selalu terikat dengan bencana, tetapi mencakup segala sesuatu yang terjadi, baik itu bersifat positif maupun negatif, baik anugerah berupa sesuatu yang menyenangkan maupun bencana menyusahkan.Empat Sifat MusibahMusibah yang dialami manusia setidaknya memiliki empat sifat. Hal ini hendaknya diketahui oleh setiap manusia, khususnya ummat Islam agar dalam menghadapinya dapat mengambil sikap yang tepat sesuai tuntunan Allah dan rasulNya sehingga Allah memberikan pahala dan anugerah yang besar kepada yang tertimpa musibah adalah sebuah kepastian dan dialami semua manusia yang hidup di dunia. Semua sudah tercatat di langit pada catatan Allah, lauhul mahfudz’. Karena sifatnya yang pasti, maka kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin, membekali diri dengan ilmu sehingga bisa menyikapinya secara tepat. Allah berfirmanمَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِى ڪِتَـٰبٍ۬ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَآ‌ۚ إِنَّ ذَٲلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ۬“Tiada suatu musibahun yang menimpa di bumi dan [tidak pula] pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab [Lauh Mahfuzh] sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”. QS Al-Hadid [57] 22.Kedua, musibah itu adalah sesuatu yang serba sulit, maka jika manusia tidak memiliki ilmu yang cukup, sudah tentu ia tidak akan lulus menjalaninya. Tanpa ilmu yang memadai, tentu manusia akan menderita kerugian yang besar, bahkan kecelakaan dan kesengsaraan dunia akhirat. Maka, membekali diri dengan ilmu yang cukup adalah sebuah keharusan bagi manusia dalam kehidupan ini. Allah berfirmanوَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ ﴿البقرة ۱۵۵﴾“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”. QS. Al-Baqarah[2] 155Ketiga, semakin sulit dan susah musibah yang dirasakan manusia, maka semakin tinggi pahala yang akan ia dapat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebaliknya, semakin ringan musibah yang dirasakan, maka sedikit dan rendah pula pahala yang ia akan dapat. Sebagaimana para Nabi dan Rasul, mereka menerima musibah yang sulit. Tidak semua manusia sanggup memikulnya. Akan tetapi, balasan dan pahala mereka di sisi Allah juga sangat sahabat bertanya kepada Rasulullahيَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Lalu, Beliau Shallallahu alaihi wa Sallam menjawab, الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat kokoh, maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.”Keempat, sesulit apapun musibah, pasti manusia bisa menanggungnya. Tidak mungkin Allah memberi masibah kepada manusia jika ia tidak kuat menanggungnya. Maka kadar dan takaran musibah yang dialami manusia berbeda-beda karena memang kemampuannya juga berbeda. Maka jika kita sudah tahu bahwa musibah yang kita alami itu sudah diukur takarannya secara cermat dan tepat, maka kita optimis pasti akan bisa memaluinya dengan baik. Allah berfirmanلَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala dari kebajikan yang dikerjakannya dan dia mendapat siksa dari kejahatan yang diperbuatnya”. QS. Al-Baqarah[2] 286.TakziahSalah satu sunnah yang diajarkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa salam ketika ada saudara, kerabat, tetangga atau ikhwan kita yang tertimpa musibah, terutama kematian adalah dengan kita bertakziah kepada keluarganya. Takziah ialah salah satu akhlak muslim terhadap orang yang sedang mendapatkan “takziyah”, secara etimologis merupakan bentuk mashdar kata benda turunan dari kata kerja aza. Maknanya sama dengan al-aza’u, yaitu sabar menghadapi musibah kehilangan. Dalam Kamus Al-Munawir, takziah berarti menghibur, menyatakan bela sungkawa, menyampaikan duka cita, dan menyabarkan keluarga orang yang juga berarti menguatkan. Sedangkan secara istilah, takziah adalah menganjurkan seseorang untuk bersabar atas beban musibah yang tengah menimpanya, mengingatkan kepada keluarganya atas keutamaan bersabar atas musibah dan mendoakan ampunan bagi mayit dan kesabaran bagi keluarga yang salaf, Imam Al-Khirasyi memberikan definisi takziah dengan “Menghibur orang yang tertimpa musibah dengan pahala-pahala yang dijanjikan oleh Allah, sekaligus mendoakan mereka dan mayatnya”.Sedangkan Imam Nawawi berkata, “Takziyah adalah memotivasi orang yang tertimpa musibah agar bisa lebih bersabar, dan menghiburnya supaya bisa melupakannya, meringankan tekanan kesedihan dan himpitan musibah yang menimpanya.”Doa bertakziahAdapun doa ketika seseorang bertakziah sebagaimana dijelaskan oleh beberapa ulama adalah sebagai berikutIbnu Qudamah berkata, “ Nabi SAW pernah melayat seseorang dan mengucapkan رَحِمَكَ اللهُ وَاٰجَرَكَ “Semoga Allah merahmatimu, dan memberimu pahala”.” Tirmidzi.Dalam keterangan lainnya, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa salam juga mencontohkan doa sebagai berikutأَعْظَمَ اللهُ أَجْرَكَ وَ أَحْسَنَ عَزَاءَكَ وَ غَفَرَ لِمَيِّتِكَArtinya “Mudah-mudahan Allah membesarkan pahalamu, menghibur hatimu sebagus-bagusnya, dan memberi ampunan kepada keluargamu yang meninggal.”Adapun doa yang lebih lengkap adalahBacaan Doa di Sisi Jenazah Arabاَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ“Ya Allah, ampunilah ia, kasihanilah ia, berilah ia kekuatan, maafkanlah ia, dan tempatkan di tempat yang mulia surga, luaskan kuburannya, mandikan ia dengan air salju dan air es.”“Bersihkan ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran, berilah ganti rumah yang lebih baik dari rumahnya di dunia.”“Berilah ganti keluarga atau istri di surga yang lebih baik daripada keluarganya di dunia, istri atau suami yang lebih baik daripada istrinya atau suaminya, dan masukkan ia ke surga, jagalah ia dari siksa kubur dan neraka.” HR. Muslim.“Ya Allah, ampunilah ia, kasihanilah ia, berilah ia kekuatan, maafkanlah ia, dan tempatkan di tempat yang mulia surga, luaskan kuburannya, mandikan ia dengan air salju dan air es.”“Bersihkan ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran, berilah ganti rumah yang lebih baik dari rumahnya di dunia.”“Berilah ganti keluarga atau istri di surga yang lebih baik daripada keluarganya di dunia, istri atau suami yang lebih baik daripada istrinya atau suaminya, dan masukkan ia ke surga, jagalah ia dari siksa kubur dan neraka.” HR. Muslim.Hikmah TakziyahDi samping pahala, juga terdapat kemaslahatan bagi kedua belah pihak. Antara lain meringankan beban musibah yang diderita oleh orang yang dilayat, memotivasinya untuk terus bersabar menghadapi musibah dan berharap pahala dari Allah SWT, memotivasinya untuk ridha dengan ketentuan atau qadar Allah dan menyerahkannya kepada itu, hikmah takziyah juga untuk mendoakan keluarganya agar musibah tersebut diganti oleh Allah dengan sesuatu yang lebih baik serta melarangnya berbuat niyahah meratap, memukul, atau merobek pakaian, dan lain sebagainya akibat musibah yang waktu takziyah, menurut jumhur ulama, diperbolehkan sebelum dan sesudah mayit kematianJika kita mendengar ada seseorang yang tertimpa musibah, terutama kematian, maka Allah memerintahkan kita untuk mengucap اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan sesunguhnya kepadaNya kita semua akan kembali.Bagi orang beriman, kematian sesungguhnya adalah pintu gerbang menuju kehidupan abadi yang penuh dengan kenikmatan yang hakiki. Kematian adalah pintu masuk menuju surga yang kekal dan abadi. Maka bagi mereka, kematian bukan bencana, tetapi merupakan anugerah dan rahmat dari Allah Yang Maha juga bisa menjadi sarana bagi mereka untuk lepas dari segala rasa sakit. Jika dalam hidupnya, seseorang diuji dengan musibah sakit, mungkin sudah bertahun-tahun lamanya ia derita, sudah sekian lama dan ke mana-mana ia berobat, namun belum kunjung mendapat kesembuhan, maka yang dapat memutus rasa sakit itu adalah kematian. Bagi orang-orang yang bersabar dan ridha dengan ujian sakit itu, kematian adalah hadiah terbaik dari Allah supaya ia dapat lepas dari rasa sakit yang ia itu, bagi mereka para pejuang, aktifis, relawan kemanusiaan, atau mereka yang bekerja giat, ulet dan tekun selama hidupnya, maka kematian adalah sarana bagi mereka untuk beristirahat dari segala aktifitas mereka. Allah mencukupkan usaha yang ia lakukan dan saatnya bagi mereka menikmati buah dari hasil perjuangannya yang ia persembahkan ikhlas untuk Allah juga bagi mereka para istri yang mendukung perjuangan suaminya, anak-anak yang konsisten membantu perjuangan Sang Ayah, Bapak dan atau Ibu yang mendukung perjuangan anak-anaknya, maka jika menemui ajalnya, maka Allah mencukupkan dukungannya itu dan Allah pasti akan balas dukungan itu dengan pahala terbaik di bagi mereka orang-orang kafir dan munafik, maka bagi mereka siksa sebagai akibat dari perilaku buruknya di kehidupan dunia. Bagi mereka, kematian adalah awal dari kesengsaraan yang tiada bertepi dan kecelakaan yang tidak dapat mereka lari juga sebenarnya merupakan sarana terjadinya keseimbangan alam ini. Bayangkan jika tidak ada orang yang mati, sudah pasti dunia ini akan penuh sesak dengan manusia. Jika tidak ada kematian, niscaya manusia akan kekurangan makanan, kekurangan tempat tinggal, pakaian, dan kebutuhan-kebutuhan Malthus 1998 yang menyatakan bahwa produksi pangan itu seperti deret hitung berdasar penjumlahan, sementara pertumbuhan penduduk seperti deret ukur berdasarkan perkalian. Maka jika jumlah penduduk terus meningkat, tanpa adanya kematian, sudah pasti, produksi pangan tidak akan dapat mencukupi kebutuhan pangan dengan adanya kematian, maka ketersediaan pangan bagi manusia akan dapat tercukupi sehingga kehidupan bisa berjalan normal dan keseimbangan alam akan terwujud. A/P2/P1Mi’raj News Agency MINA Jakarta - Ketika ada keluarga, teman, atau kerabat yang tertimpa musibah meninggal dunia, biasanya banyak orang yang datang berkunjung dengan maksud untuk berbela sungkawa atas apa yang menimpa orang tersebut. Dalam Islam, hal ini dikenal dengan TakziahAsal kata takziah disebutkan dalam Buku Pegangan Guru Akidah Akhlak oleh Marliah, adalah azza-yu'azzi berati menyabarkan, menghibur, menjadi penawar kesedihannya, serta menganjurkan untuk Sabiq mengemukakan pengertian takziah dalam Buku Fiqih Sunnah 2, yakni al-aza yang artinya sabar atau tabah. Takziah disebut sebagai upaya menghibur dan meringankan kesedihan bagi keluarga yang ditinggal wafat agar bisa sabar dan tabah dalam melalui cobaan yang menimpa. Ulama Abu Bakar Jabir mendefinisikan takziah seperti dikutip dari buku, Dimensi-dimensi Pendidikan Agama Islam susunan Prof. Dr. Ridhahani. Arti takziah adalah suatu kegiatan menghibur orang yang sedang ditimpa musibah, dengan ucapan lembut dan bertujuan agar mengurangi beban dan TakziahMengutip Ringkasan Fikih Lengkap karya Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, hukum takziah dalam syariat Islam adalah sunnah. Saat berkunjung kepada orang yang tertimpa musibah kematian, sepatutnya untuk menganjurkannya agar mengingat Allah SWT, bersabar, dan mendoakan yang menjadi dasar disyariatkannya takziah adalah hadits Nabi SAWمَا مِنْ مُؤْمِنٍ يُعَنِّي أَخَاهُ بِمُصِيبَتِهِ إِلا كَسَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ حُلَلِ الْكَرَامَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِArtinya "Tidak sekali-kali seorang mukmin berbelasungkawa kepada saudaranya yang tertimpa musibah, melainkan Allah akan memakaikan kepadanya sebagian dari perhiasan kehormatan di hari kiamat." HR Ibnu MajahSyekh Abu Muhammad Al-Juwaini berpendapat bahwa waktu bertakziah bisa dilakukan mulai dari hari kematian hingga tiga hari setelah mayat dikuburkan. Menurut Abu Abbas Al-Qash dan Imamul Haramain, boleh melakukan kapan pun dan tak ada batasan TakziahSeorang muslim yang bertakziah hendaknya mendoakan kebaikan kepada si mayat maupun terhadap mereka yang ditinggalkan. Ada kalimat takziah yang disunahkan untuk diucapkan kepada sesama muslim mengutip Buku Induk Doa dan Zikir oleh Kasimunأَعْظَمَ اللَّهُ أَجْرَكَ، وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ، وَغَفَرَ لِمَيِّتِكَA'dzoma Allahu ajraka wa ahsana 'azaa aka wa ghafara limayyitikaArtinya Semoga Allah memperbesar pahalamu, memperbaiki keadaanmu, dan mengampuni dosa mayatmu Simak Video "Perwakilan Ridwan Kamil Izinkan Ratusan Warga Takziah ke Gedung Pakuan" [GambasVideo 20detik] erd/erd Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ketika tetangga kita atau teman kita tertimpa musibah, ditinggal mati oleh kerabatnya, sudah sepantasnya kita untuk bertakziah. Menghibur dan meringankan bebannya. Mudah-mudahan dengan itu ia bisa tabah dan tegar menghadapi bencana yang ia hadapi. Namun, yang jadi pertanyaan adalah, adakah perkataan tertentu yang harus diungkapkan ketika itu?السؤال هل للتعزية صيغة محدودة تقال عند التعزية ؟ Pertanyaan Apakah ketika bertakziah menghibur orang yang tertimpa musibah ada ucapan tertentu yang disampaikan?الجواب الحمد لله Jawaban Segala puji bagi Allahالتعزية هي حمل المصاب على الصبر ، وليس لها ألفاظ مخصوصة ، والأفضل أن يعزي بالألفاظ التي عزى بها النبي صلى الله عليه وسلم .Takziah adalah mengarahkan orang yang mendapat musibah agar bisa sabar. Namun, tidak ada kata-kata khusus dalam takziah. Yang terbaik adalah mengucapkan lafaz yang diucapkan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم saat الإمام الشافعي رحمه الله " ليس في التعزية شيء مؤقت [يعني محدد]" انتهى من " الأم " 1/317 .Imam Syafi’i رحمه الله berkata, “Tidak ada ucapan tertentu dalam takziah.” Al-Umm 1/317وقال ابن قدامة رحمه الله " لا نعلم في التعزية شيئاً محدوداً..." انتهى من " المغني " 2/212 .Ibnu Qudamah رحمه الله berkata, “Kami tidak mengetahui adanya ucapan tertentu dalam takziah.” Al-Mughni 2/212وقال الشيخ ابن باز رحمه الله " وليس فيها لفظ مخصوص، بل يعزي المسلم أخاه بما تيسر من الألفاظ المناسبة مثل أن يقول أحسن الله عزاءك وجبر مصيبتك وغفر لميتك إذا كان الميت مسلماً.." انتهى من "مجموع الفتاوى " 13/380 .Syekh Ibnu Baz رحمه الله berkata, “Tidak ada dalam takziyah perkataan tertentu. Bahkan seorang muslim dibolehkan mengucapkan takziah kepada saudaranya dengan kata-kata yang pantas dan mudah baginya seperti mengucapkan 'Semoga Allah membaguskan kesabaranmu, menghapus musibahmu, dan mengampuni orang yang meninggalkanmu mayit.' Jika mayitnya adalah muslim.” Majmu’ Fatawa 13/380وقال الشيخ الألباني رحمه الله " ويعزيهم بما يظن أنه يسليهم، ويكف من حزنهم، ويحملهم على الرضا والصبر، مما يثبت عنه صلى الله عليه وسلم، إن كان يعلمه ويستحضره، وإلا فبما تيسر له من الكلام الحسن الذي يحقق الغرض ولا يخالف الشرع..." انتهى من " أحكام الجنائز " 1/163 .Syekh Al-Albany رحمه الله berkata, “Hendaknya seseorang memberikan ungkapan takziah kepada orang lain dengan perkiraan bahwa itu bisa menghibur mereka, menghentikan kesedihan mereka dan mengarahkan mereka untuk rida dan sabar, berdasarkan riwayat dari Nabi صلى الله عليه وسلم jika memang ia mengetahuinya dan bisa mengingatnya. Kalau tidak, maka cukup dengan perkataan baik yang mudah baginya dan bisa mencapai tujuan tanpa bertentangan dengan syariat.” Ahkamul Janaiz 1/163والأفضل أن يُعزى المصاب بما عَزَّى به النبي صلى الله عليه وسلم ابنته بقوله إِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ ، وَلَهُ مَا أَعْطَى ، وَكُلٌّ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى ، فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ رواه البخاري 1284 ، ومسلم 923 .Yang terbaik adalah menghibur orang yang ditimpa musibah dengan mengucapkan takziyah yang diucapkan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم kepada putrinya, yaituإِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ ، وَلَهُ مَا أَعْطَى ، وَكُلٌّ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى ، فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ رواه البخاري، رقم 1284، ومسلم، رقم 923"Sesungguhnya milik Allah lah apa yang Dia ambil dan milik-Nya pula apa yang Dia beri. Segala sesuatu yang ada di sisi-Nya telah ditentukan ajalnya. Maka bersabarlah dan berharaplah pahala dari-Nya.” HR. Bukhari no. 1284 dan Muslim no. 923جاء في " الجوهرة النيرة " 1/110 " لفظ التعزية عَظَّم الله أجرك ، وأحسن عزاءك ، وغفر لميتك ، وألهمك صبراً ، وأجزل لنا ولك بالصبر أجرا ، وأحسن من ذلك تعزية رسول الله صلى الله عليه وسلم لإحدى بناته كان قد مات لها ولد فقال إن لله ما أخذ ، وله ما أعطى ، وكل شيء عنده بأجل مسمى" dalam kitab Al-Jauharah Al-Munirah 1/110 "Lafazh takziyah yaituعَظَّم الله أجرك ، وأحسن عزاءك ، وغفر لميتك ، وألهمك صبراً ، وأجزل لنا ولك بالصبر أجرا"Semoga Allah memberikan pahala besar untukmu, menguatkan ketabahanmu, mengampuni orang yang meninggalkanmu, mengilhamkan kepadamu kesabaran dan mencurahkan pahala kepada kami dan engkau dengan sebab lebih bagus dari itu adalah takziah Rasulullah صلى الله عليه وسلم kepada salah satu putrinya tatkala putranya meninggal dunia "Sesungguhnya milik Allah lah apa yang Dia ambil dan milik-Nya pula apa yang Dia beri. Segala sesuatu yang ada di sisi-Nya telah ditentukan ajalnya. "وقال الشيخ الألباني رحمه الله " وهذه الصيغة من التعزية وإن وردت فيمن شارف الموت فالتعزية بها فيمن قد مات أولى بدلالة النص، ولهذا قال النووي في " الأذكار " وغيره " وهذا الحديث أحسن ما يعزي به " انتهى من "أحكام الجنائز" 1/164 .Syekh Al-Albany رحمه الله berkata, “Ungkapan takziah dalam hadits ini walaupun terkait orang yang mendekati kematian, namun mengucapkan takziah dengannya untuk orang yang sudah meninggal dunia itu lebih utama dengan dalil nash. Oleh karena itu Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Azkar’ dan lainnya berkata, 'Hadits ini adalah ungkapan takziah yang paling baik.” Ahkamul Janaiz 1/164وقال الشيخ ابن عثيمين رحمه الله " أحسن ما يعزى به من الصيغ ما عزى به النبي صلى الله عليه وسلم إحدى بناته .... ثم ذكر الحديث السابق .ثم قال وأما ما اشتهر عند الناس من قولهم "عظَّم الله أجرك، وأحسن الله عزاءك، وغفر الله لميتك"، فهي كلمة اختارها بعض العلماء، لكن ما جاءت به السنة أولى وأحسن " انتهى من " مجموع الفتاوى " 17/339 .والله أعلمSyekh Ibnu Utsaimin رحمه الله berkata, “Ungkapan takziah yang terbaik adalah takziah yang diucapkan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم kepada salah satu putrinya…. kemudian beliau menyebutkan hadits beliau melanjutkan, “Adapun perkataan yang populer ditengah-tengah masyarakat yaituعَظَّم الله أجرك ، وأحسن عزاءك ، وغفر لميتك"Semoga Allah memberikan pahala yang besar untukmu, menguatkan ketabahanmu dan mengampuni orang yang meninggalkanmu.”Ini merupakan ungkapan yang dipilih oleh sebagian ulama. Namun, apa yang ada dalam sunnah itu lebih utama dan lebih baik.” Majmu’ Fatawa 17/339Wallahu a'lam .Sumber Lihat Pendidikan Selengkapnya Kata ta’ziyah تَعْزيةsecara etimologis merupakan bentuk mashdar kata benda turunan dari kata kerja azza عَزَّى. Maknanya sama dengan Al-Aza-u العزاء. Yaitu sabar menghadapi musibah kehilangan. Lihat Mukhtar Ash–Shihah, hal. 431; Al-Qamus Al–Muhith 4/364; dan Lisan Al–Arab 15/52 Dalam terminologi ilmu fikih, ta’ziyah didefinisikan dengan beragam redaksi, yang substansinya tidak begitu berbeda dari makna kamusnya. Penulis kitab Radd Al-Mukhtar mengatakan “Bertakziyah kepada ahlul mayyit keluarga yang ditinggal mati maksudnya ialah menghibur mereka supaya bisa bersabar dan sekaligus mendoakannya”. Radd Al-Mukhtar 1/603 Imam Al-Khirasyi di dalam syarahnya menulis “Ta’ziyah, yaitu menghibur orang yang tertimpa musibah dengan pahala-pahala yang dijanjikan oleh Allah, sekaligus mendoakan mereka dan mayitnya”. Syarh al Khirasyi ala Mukhtashar Khalil 2/129. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan “Yaitu memotivasi orang yang tertimpa musibah agar bisa lebih bersabar, menghiburnya supaya bisa melupakannya, dan meringankan tekanan kesedihan dan himpitan musibah yang menimpanya”. Al-Adzkar An-Nawawiyah, hal. 126. Lihat juga Al-Majmu’ 5/304 Keutamaan Takziyah Disamping pahala, juga terdapat kemaslahatan bagi kedua belah pihak. Antara lain Meringankan beban musibah yang diderita oleh orang yang dilayat. Memotivasinya untuk terus bersabar menghadapi musibah dan berharap pahala dari Allah Ta’ala. Memotivasinya untuk ridha dengan ketentuan atau takdir Allah Ta’ala dan menyerahkannya kepada Allah. Mendoakannya agar musibah tersebut diganti oleh Allah dengan sesuatu yang lebih baik. Melarangnya dari berbuat niyahah meratap, memukul, atau merobek pakaian, dan lain sebagainya akibat musibah yang menimpanya. Mendoakan mayit dengan kebaikan. Adanya pahala bagi orang yang berta’ziyah. Catatan Seputar Takziyah Hal-hal yang berkaitan dengan Takziyah Jumhur ulama memandang bahwa takziyah diperbolehkan sebelum dan sesudah mayit dikebumikan Takziyah disyariatkan dalam jangka waktu tiga hari setelah mayitnya dikebumikan. Bertakziyah cukup satu kali saja, agar tidak membuat sedih keluarga yang ditinggalkan. Takziyah dilakukan kepada seluruh orang yang tertimpa musibah ahlul mushibah, baik orang tua, anak-anak, dan apalagi orang-orang yang lemah. Dalam Madzhab Syafi’iyah dan Hanafiyah diperbolehkan bertakziyah kepada orang kafir. Doa ketika bertakziyah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pernah melayat seseorang dan mengucapkan أِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى فَمُرْهَا فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ Sesungguhnya adalah milik Allah apa yang Dia ambil, dan akan kembali kepadaNya apa yang Dia berikan. Segala sesuatu yang ada disisiNya ada jangka waktu tertentu ada ajalnya. Maka hendaklah engkau bersabar dan mengharap pahala dari Allah. HR. Al-Bukhari no. 7377 dan Muslim no. 923 Jumhur ulama melarang duduk-duduk di tempat orang yang ditinggal mati. Yang disyariatkan ialah, setelah mayat dikuburkan, sebaiknya kembali kepada kesibukannya masing-masing. Ditulis Oleh Ustadz Abu Rufaydah, Lc., MA. حفظه الله Kontributor Beliau adalah Pengasuh Yayasan Ibnu Unib Cianjur dan website Read Next November 18, 2022 Ketika “Pintamu” Tak Kunjung Dikabulkan November 16, 2022 Wanita Ketika Islam Datang November 11, 2022 Inilah Hukum Menghina Allah, Al-Qur’an Dan Rasul-Nya November 11, 2022 Ketika “Pintamu” Tak Kunjung Dikabulkan 2 November 9, 2022 Memilih Guru Yang Shalih Untuk Si Buah Hati December 17, 2021 Karena Islam Melarangku Ikut Merayakan Hari Natal! December 14, 2021 4 Hal Yang Menodai Dakwah October 26, 2021 Apa Alasan Rasulullah Puasa Senin Kamis? November 6, 2020 Tidak Ada Kata Terlambat Dalam Belajar November 3, 2020 Al Quran Bisa Menjadi Sebab Pahala atau Dosa, Kok Bisa? Pertanyaan Apakah ketika bertakziyah ada ucapan tertentu yang disampaikan? Teks Jawaban tujuannya adalah agar orang yang mendapat musibah dapat menahan dengan penuh kesabaran. Namun, tidak ada kata-kata khusus. Yang terbaik dalam bertakziyah adalah mengucapkan lafaz yang Rasulullah sallalahu’alaihi wa salam berikan saat takziyah. Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Dalam takziyah tidak ada sesuatu ucapan yang tertentu.” Al-Umm, 1/317 Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, “Kami tidak mengetahui dalam takziyah sesuatu ucapan tertentu.” Al-Mughni, 2/212 Syekh Ibnu Baz rahimahullah mengatakan, “Tidak ada dalam takziyah ucapan tertentu. Bahkan seorang muslim dibolehkan memberi takziyah kepada saudaranya yang muslim dengan kata-kata yang tepat seperti mengucapkan أحسن الله عزاءك وجبر مصيبتك وغفر لميتك “Semoga Allah menghilangkan kesedihanmu, menghapus musibahmu, dan mengampuni mayat dari kerabatmu." Jika mayatnya muslim.” Majmu’ Fatawa, 13/380 Syekh Al-Albany rahimahullah mengatakan, “Dan memberikan ungkapan takziyah dalam persangkaan dapat menghiburnya, menahan kesedihan dan dapat menerima dengan penuh keredoan dan kesabaran. Yang baik adalah sesuai riwayat dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam jika dia mengetahui dan mengingatnya. Kalau tidak, maka cukup dengan perkataan baik yang dapat mencapai tujuannya dan tidak bertentangan dengan agama.” Ahkamu Al-Janaiz, 1/63 Yang terbaik adalah memberikan takziyah kepada orang yang ditimpa musibah dengan apa yang diucapkan oleh Nabi sallallahu alaihi wa sallam kepada putrinya dengan mengatakan إِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ ، وَلَهُ مَا أَعْطَى ، وَكُلٌّ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى ، فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ رواه البخاري، رقم 1284، ومسلم، رقم 923 “Sesungguhnya milik Allah apa yang diambil dan bagi-Nya apa yang diberikan. Segala sesuatu disisi-Nya ajal yang telah ditentukan. Maka bersabarlah dan berharap pahala dari-Nya.” HR. Bukhari, no. 1284 dan Muslim, no. 923 Terdapat dalam kitab Al-Jauharah Al-Munirah, 1/110 “Perkataan takziyah adalah عَظَّم الله أجرك ، وأحسن عزاءك ، وغفر لميتك ، وألهمك صبراً ، وأجزل لنا ولك بالصبر أجرا Semoga Allah memberikan pahala besar bagi anda, bagus dalam takziyah, memaafkan mayat anda, diberi kesabaran dan dicurahkan pahala kepada kami dan anda dengan penuh kesabaran. Yang lebih bagus dari itu adalah takziyah Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam kepada salah satu putrinya dikala salah satu putranya cucunya meninggal dunia. “Sesungguhnya milik Allah apa yang diambil dan bagi-Nya apa yang diberikan. Segala sesuatu disisi-Nya ajal yang telah ditentukan.” Syekh Al-Albany rahimahullah mengatakan, “Ungkapan takziyah semacam ini meskipun juga berlaku bagi orang yang mendekati kematian, namun takziyah dengannya bagi orang yang telah meninggal dunia itu lebih utama dengan dalil nash. Oleh karena itu Nawawi rahimahullah mengomentari dalam kitab Al-Azkar’ dan lainnya “Hadits ini adalah ungkapan takziyah yang paling bagus.” Ahkamu Al-Janaiz, 1/164 Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Ungkapan takziyah yang terbaik adalah apa yang diucapkan takziyah oleh Nabi sallallahu’alaihi wa sallam kepada salah seorang putrinya kemudian beliau menyebutkan hadits tadi. Kemudian beliau melanjutkan, “Sementara apa yang telah dikenal oleh orang-orang dengan ucapan عَظَّم الله أجرك ، وأحسن عزاءك ، وغفر لميتك "Semoga Allah membesarkan pahala bagi anda, menghibur kesedihanmu dan memaafkan mayat seseorang darimu.” Kata-kata ini pilihan dari sebagian ulama, akan tetapi apa yang ada dalam sunnah itu lebih utama dan lebih bagus.” Majmu’ Fatawa, 17/339 Wallahua'lam .

kata kata takziah untuk ahli musibah